Monday 25 January 2010

Kekuatan Hati Melebihi Kekuatan Pikiran

Banyak orang sangat meyakini bahwa kekuatan pikiran positif dapat membawa manusia meraih kesuksesan dalam mencapai tujuannya. Memang, tidak diragukan lagi, kalau kekuatan pikiran positif ini dan membawa manusia pada kesuksesan dalam meraih tujuannya. Mereka yang dapat mengarahkan pikirannya selalu kearah positif, maka diyakini bahwa hasilnya adalah sesuatu kehidupan yang positif juga.

Meskipun demikian, kita sebagai manusia yang memiliki keyakikan keimanan kepada Allah, sebaiknya menyadari bahwa bukan hanya mengandalkan kekuatan otak semata, bukan hanya mengandalkan akal dan kekuatan pikiran semata. Karena sesungguhnya ada kekuatan lain yang lebih dahsyat dari kekuatan otak, akal dan pikiran. Kekuatan ini bukan hanya mengantarkan manusia meraih sukses namun juga mampu mengantarkan manusia pada kemuliaan hidup. Yakni kekuatan hati atau kekuatan hati yang positif, kekuatan hati yang jernih. Kekuatan hati ini memiliki kedahsyatan yang melebihi kekuatan pikiran manusia. Karena hati adalah rajanya, hatilah yang mengatur dan memerintahkan otak, pikiran dan panca indra manusia.

Tuhan melalui berbagai ajaran yang dibawa oleh para Nabi, maupun melalui kitab suci-NYA telah mengajarkan kepada manusia untuk senantiasa mendengarkan suara hati nuraninya. Mengajarkan manusia untuk dapat memelihara kejernihan hatinya, sehingga sifat-sifat mulia yang tertanam dalam hati dapat memancar ke permukaan. Karena di dalam hati manusia sudah tertanam “ built in” percikan sifat-sifat “Illahiah” dari Allah Tuhan Sang Pencipta Kehidupan. Diantara sifat-sifat mulia Allah yang tertanam dalam hati manusia adalah sifat kepedulian, kesabaran, kebersamaan, cinta dan kasih sayang, bersyukur, ikhlas, damai, kebijaksanaan, semangat, dan lain sebagainya. Karena itu sesungguhnya kekuatan hati ini sangat “powerfull” untuk meraih kesuksesan dan kemuliaan dalam segala bidang kehidupan.

Di dalam hati tempatnya pusat ketenangan, kedamaian, kesehatan, dan kebahagiaan sejati yang hakiki. Bahkan hati merupakan cerminan dari diri dan hidup manusia secara keseluruhan. Di dalam hati terdapat sumber kesehatan fisik, kekuatan mental, kecerdasan emosional, serta penuntun bagi manusia dalam meraih kemajuan spiritualnya. Hati menjadi tempat di mana sifat-sifat mulia dari Allah swt Sang Pencipta Kehidupan bersemayam. Hati adalah tempat dimana semua yang hal yang terindah, hal yang terbaik, termurni, dan tersuci berada di dalamnya.

Dengan demikian, kekuatan hati ini sangat “powerfull” dan sangat dahsyat dalam membawa manusia meraih sukses dan kemuliaan dalam segala bidang kehidupan. Hati yang jernih akan melahirkan pikiran-pikiran yang jernih dan pada akhirnya melahirkan tindakan-tindakan mulia berdasarkan suara hati nurani. Kejernihan hati dapat menjadikan manusia menjadi mampu betindak bijaksana, memiliki semangat positif, cerdas dan berbagai sifat-sifat mulia lainnya. Dengan hati yang jernih, kita dapat berpikir jernih dan menjalani kehidupan dengan lebih produktif, lebih semangat, lebih efisien dan lebih efektif untuk meraih tujuan.

Hati adalah kunci hubungan manusia dengan Tuhannya. Karena Hati adalah tempat bersemayamnya Iman, dengannya kita bisa berkomunikasi dengan sang Khaliq. Hati juga menjadi kunci hubungan dengan sesama manusia. Hubungan yang dilandasi kejernihan hati dapat menjadikan hubungan yang lebih sehat, baik dan konstruktif dengan siapapun. Karena hubungan yang dilandasi kejernihan hati akan mengedepankan kasih sayang, kejujuran, kebersamaan dan saling menghormati. Hubungan dengan manusia akan terasa menyenangkan, menghadirkan kedamaian dan kebahagiaan. Dengan demikian akan semakin banyak orang lain yang akan memberikan dukungan bagi kesuksesan kita.

Dalam meraih kesuksesan sebaiknya jangan hanya mengandalkan kekuatan otak semata. Karena otak atau pikiran merupakan sesuatu yang terbatas dan bersifat sementara. Berusahalah menggunakan kekuatan hati nurani, menggunakan kekuatan kejernihan hati dengan seimbang. Gunakanlah kekuatan hati yang positif, karena dialah sesungguhnya diri sejati Anda. Hatilah tempat sifat mulia Allah swt Sang Pencipta bersemayam di dalam diri kita. Dengan senantiasa menggunakan kekuatan hati, mendengarkan suara hati, akan membawa manusia menjalani kehidupan dengan penuh kedamaian dan kebahagiaan. Kalau seseorang dapat merasakan kedamaian hati dan kebahagiaan hati, maka akan memiliki hidup yang penuh dengan Sukses dan kemuliaan.

Namun, berbagai godaan kehidupan modern seringkali dapat mengotori kejernihan hati. Sikap egoisme, mementingkan hawa nafsu, mengikuti ambisi meraih kekuasaan dengan menghalalkan segala cara dan berbagai emosi-emosi negatif seperti amarah, dendam, benci dan iri hati dapat menjadikan kejernihan hati terbelenggu, Hati yang terbelenggu cahaya kejernihannya tidak dapat memancar ke permukaan. Inilah yang dapat melemahkan kehidupan spiritual umat manusia. Kalau dibiarkan, dapat menjadikan kita semakin sulit mendengarkan bisikan hati dan lebih mempercayai atau mengandalkan kemampuan otak serta produk-produk pikiran atau akal semata. Inilah yang akan melahirkan ketidak seimbangan antara kemampuan nalar dengan hati nurani, sehingga melahirkan berbagai masalah dalam kehidupan.

Jadikanlah hati nurani Anda sebagai pembimbing dalam setiap langkah kehidupan. Berusahalah menjaga kejernihan hati, agar rahmat dan berkah dari Allah senantiasa mengalir dan memberikan yang terindah untuk hati, perasaan dan seluruh diri kita.

Sumber : http://firdalovely.multiply.com/journal/item/50

MENGENDALIKAN EGO PRIBADI

Penyakit yang paling banyak menghinggapi mental manusia sehingga dapat menarik dirinya dari ketinggian sebagai makhluk spiritual menuju pada kerendahan adalah memiliki kesombongan diri. Ya, kesombongan ini sangat dekat dengan kehidupan kita dan benihnya seringkali muncul tanpa kita sadari.

Kesombongan dapat muncul karena adanya ego pribadi yang berlebihan, adanya kebanggaan diri yang berlebihan, adanya rasa percaya diri yang berlebihan. Dengan demikian manusia yang dapat mengendalikan diri dari kesombongan berarti ia telah mengendalikan ego pribadinya. M
Memang dalam diri setiap manusia sudah memiliki ego pribadi. Dalam tataran yang wajar, ego pribadi ini menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri “self-esteem” dan memiliki kepercayaan diri “ self-confidence’. Keduanya merupakan faktor positif dalam meningkatkan kualitas oribadi setiap individu menjadi lebih tinggi. Namun, kalau keduanya berlebihan dalam diri kita, itu akan berubah menjadi kebanggaan “pride” yang sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara kebanggan dan kesombongan ini sangat tipis sekali. Ketika berubah menjadi kesombongan, maka akan melahirkan ego pribadi yang merugikan.

Manusia pada awalnya adalah makhluk spiritual murni yang berada dalam kutub diri sejati yang terbebas dari segala macam pengaruh materi, status sosial, dan pengaruh lainnya. Namun seiring dengan perkembangan kehidupannya, manusia kemudian mengenal materi, status sosial, harga diri yang dapat mengarahkannya kepada ego pribadi.

Ketika manusia memiliki ego pribadi yang berlebihan, ini merupakan akar masalah yang melahirkan kesombongan, keserakahan, rakus, iri, dengki, tidak senang melihat kesuksesan orang lain dan berbagai sifat negatif lainnya.

Mengendalikan ego pribadi berarti berusaha meningkatkan kualitas mental dan pribadi kita menuju standar lebih tinggi. Mengendalikan ego pribadi dalam batas yang wajar, dapat memberikan nilai positif kedalam diri setiap individu, sehingga menghasilkan perilaku yang positif pula.

Bagaimana agar kita dapat mengendalikan ego pribadi dalam diri tidak muncul berlebihan dalam kehidupan ? Bagaimana mengarahkan kebanggan diri tidak sampai pada kesombongan yang menjadi sifat negatif yang merugikan ?.

Beberapa sikap dibawah ini dapat menjadi pertimbangan bagi setiap orang untuk dapat mengendalikan ego pribadinya agar tidak muncul secara berlebihan:

* Mengubah pusat orientasi hidup dengan banyak memikirkan orang lain
* Mengembangkan sikap ikhlas menolong orang lain
* Memiliki kesediaan hati untuk membantu orang yang kesusahan
* Mengembangkan sikap empati terhadap orang lain
* Bersedia memberikan pelayanan dengan keikhlasan
* Kerendahan hati untuk berbagi dengan sesame
* Banyak menanamkan kebaikan dalam hidup

Mungkin terasa sulit pada awalnya untuk membiasakan diri melakukan hal-hal positif tersebut diatas, karena besarnya daya tarik gravitasi ego pribadi dalam diri setiap manusia. Tidak mudah memang melakukannya, karena besarnya gaya tarik internal dari nafsu dalam diri kita. Disini diperlukan kesadaran hati dan jiwa manusia untuk dapat kembali menempatkan posisi dirinya pada kutub diri sejati atau kembali dalam kemurnian suara hati.

Diperlukan kesadaran manusia untuk memahami dimana posisi dirinya dalam kehidupan ini. Memahami bahwa dirinya adalah sebagai “abdi” atau sebagai ” hamba” dari Allah Tuhan Yang Maha Memiliki Kehidupan. Kesadaran seperti ini akan menjadikan kita lebih mudah membebaskan diri dari kekuatan pengaruh materi dan berbagai simbul-simbul duniawi lainnya, membebaskan dari poengaruh nafsu keinginan berlebihan dalam diri kita.

Hal inilah yang dapatmendorong manusia mengendalikan ego pribadinya. Karena kita akan menyadari bahwa sesungguhnya kita hanyalah kecil dihadapan Allah. Kita akan menyadari bahwa hidup ini adalah milik Allah.

Menyadari bahwa semua yang melekat dalam diri kita, berbagai gelar, pangkat, jabatan, harta kekayaan, sifatnya sementara dan akan menjadi milik Allah. Menyadari bahwa tujuan tertinggi kehidupan adalah kembali kepada Allah SWT.

Sumber : http://ekojalusantoso.com/?p=14

Etika Bisnis: Lapindo Brantas dan HIT

Beberapa waktu belakangan ini setidaknya ada dua berita yang membuat kita mempertanyakan apakah etika dan bisnis berasal dari dua dunia yang berlainan. Pertama, melubernya lumpur dan gas panas di Porong, Sidoarjo yang disebabkan oleh eksploitasi gas PT Lapindo Brantas. Kedua, produsen obat anti nyamuk HIT, PT Megahsari Makmur ketahuan memakai bahan pestisida yang bisa menyebabkan kanker pada manusia di dalam produk barunya, walau zat tersebut sudah dilarang penggunaannya sejak tahun 2004 lalu.

Dalam kasus pertama, bencana tersebut telah menyebabkan dampak negatif yang luar biasa bagi penduduk dan aktivitas perekonomian di daerah sekitarnya. Tercatat ratusan penduduk sekitar harus mengunjungi rumah sakit, sementara perusahaan tersebut terkesan lebih memperdulikan penyelamatan atas aset-asetnya dibanding berusaha mengatasi masalah lingkungan dan sosial yang ditimbulkannya. Kalau pun pada akhirnya PT Lapindo Brantas bersedia memberikan ganti rugi, terdapat kesan hal tersebut dilakukan dengan terpaksa setelah adanya desakan dari berbagai pihak, termasuk wakil presiden M. Jusuf Kalla. Sementara pada kasus HIT, walau perusahaan tersebut sudah meminta maaf dan mulai menarik produknya dari pasaran, terdapat kesan permintaan maaf tersebut dilakukan dengan setengah hati.

Sebelum kedua kejadian tersebut, kita pernah mendengar kasus pemakaian formalin pada makanan dan pembuatan sambal terasi dengan memakai belatung busuk. Karena dalam kasus-kasus tersebut terlihat jelas bagaimana perusahaan bersedia melakukan apa saja demi laba, wajar bila kita berkesimpulan bahwa di dalam bisnis, satu-satunya etika yang diperlukan hanyalah bersikap baik dan sopan kepada para pemegang saham.

Mengapa pandangan tersebut bisa tumbuh subur? Apakah memang benar etika dan kepentingan perusahaan tidak bisa disatukan?

Memang harus diakui kepentingan utama bisnis adalah menghasilkan keuntungan maksimal untuk para shareholders-nya. Fokus tersebut membuat perusahaan yang berpikiran jangka pendek berupaya dengan segala cara melakukan apa saja untuk menaikkan keuntungan. Tekanan kompetisi karena globalisasi dan konsumen yang semakin rewel sering dijadikan alasan.

Akan tetapi, beberapa akademisi dan praktisi bisnis belakangan ini melihat adanya hubungan sinergis antara etika dan kepentingan perusahaan. Menurut pandangan tersebut, justru di era kompetisi yang ketat ini, etika korporasi mampu menciptakan reputasi baik yang bisa dijadikan keunggulan bersaing (competitive advantage) yang sulit untuk ditiru oleh para pesaing.

Salah satu kasus yang sering dijadikan acuan adalah bagaimana Johnson & Johnson (J&J) memangani kasus keracunan Tylenol di tahun 1982. Pada kasus tersebut, tujuh orang dinyatakan mati secara misterius setelah mengkonsumsi Tylenol di Chicago. Setelah diselidiki, ternyata Tylenol tersebut mengandung racun sianida. Meski penyelidikan masih dilakukan untuk mengetahui siapakah pihak yang bertanggung jawab, J&J segera menarik 31 juta botol Tylenol di pasaran dan mengeluarkan pengumuman secara nasional agar para konsumen berhenti mengkonsumsi produk tersebut sampai ada pengumuman lebih lanjut. J&J juga bekerjasama dengan pihak kepolisian, FBI dan FDA (BPOM-nya Amerika Serikat) untuk menyelidiki kasus tersebut. Hasil penyelidikan membuktikan kasus keracunan tersebut disebabkan oleh pihak lain yang memasukkan sianida tersebut ke dalam botol-botol Tylenol.

Biaya yang dikeluarkan oleh J&J dalam kasus tersebut lebih dari US$ 100 juta. Namun karena kesigapan dan tanggung jawab yang mereka tunjukkan, perusahaan tersebut berhasil membangun reputasi bagus yang masih dipercayai sampai saat ini. Begitu kasus tersebut diselesaikan, Tylenol dilempar kembali ke pasaran dengan penutup yang lebih aman dan produk tersebut segera kembali menjadi pemimpin pasar. Secara jangka panjang, filosofi J&J yang meletakkan keselamatan konsumen di atas kepentingan perusahaan justru berbuah keuntungan yang lebih besar kepada perusahaan.

Berkaca pada beberapa contoh kasus di atas, sudah saatnya kita merenungkan kembali cara pandang lama yang melihat etika dan bisnis berasal dari dua dunia yang berbeda. Penerapan standar etika yang tinggi di perusahaan sebenarnya mampu memberikan keuntungan dalam dua hal sekaligus. Selain untuk membangun corporate image dan reputasi yang bagus, perusahaan juga bisa memandang penerapan standar etika yang tinggi sebagai bagian dari risk management untuk mengurangi resiko jangka panjang perusahaan.

Doug Lennick dan Fred Kiel (2005) dan buku mereka Moral Intelligence, menyimpulkan bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki pemimpin yang menerapkan standar etika dan moral yang tinggi terbukti lebih sukses dalam jangka panjang. Tentu saja yang penting untuk diperhatikan di sini adalah penekanan terhadap kata jangka panjang. Para pemilik modal dan manajer perusahaan yang berpikiran pendek tentu sulit menerima logika ini karena beretika dalam bisnis jarang memberikan keuntungan segera. Karena itu, sistem organisasi terutama sistem insentif harus mempertimbangkan pencapaian prestasi jangka panjang dan penerapan nilai-nilai etika sebagai salah satu faktor penilaian dan promosi. Sistem audit dan kontrol juga harus diperketat untuk mendeteksi secepat mungkin penyimpangan yang terjadi dan menghukum para pelanggar etika tanpa memandang bulu. Kepemimpinan yang menjunjung tinggi etika dan memberi teladan jelas sangat dibutuhkan juga. Tanpa hal-hal seperti itu, etika dalam perusahaan hanyalah omong kosong.

Peran masyarakat, terutama melalui pemerintah, pasar modal, badan-badan pengawasan, LSM, media, dan konsumen yang kritis sangat dibutuhkan untuk membantu meningkatkan standar etika bisnis di Indonesia. Sangat disesalkan, misalnya, kasus penggunaan bahan berbahaya pada obat anti-nyamuk HIT hanya mendapatkan porsi berita ala kadarnya dan seolah-olah berhenti begitu saja.

Sumber: http://www.nexusnexia.com/CSR-Etika-Perusahaan/etika-bisnis-lapindo-brantas-dan-hit.html

ETIKA BISNIS : PENTINGKAH ?

Apakah memang ada etika bisnis ? Apakah bisnis memang perlu memperhatikan etika ? Bukankah bisnis dan etika berada di dua dunia yang berbeda ? Demikianlah opini yang sering beredar di kalangan masyarakat, terutama masyarakat yang berkecimpung di dunia bisnis. Jangan-jangan etika bisnis itu hanya terdapat dalam teori di kampus-kampus semata. Toh, pada kenyataannya, jika memang mau untung, sering kita harus melupakan etika. Benarkah demikian?

Baiklah, mari kita lihat dulu, apa sih sebenarnya pengertian etika tersebut. Apakah itu etika ? Banyak sekali definisi yang berkaitan dengan etika. Tetapi pada intinya adalah, semua norma atau “aturan” umum yang perlu diperhatikan dalam berbisnis yang merupakan sumber rujukan nilai-nilai yang luhur dan kebajikan. Etika berbeda dengan hukum atau regulasi, di mana hukum dan regulasi jelas aturan main dan sanksinya, atau dengan perkataan lain hukum atau regulasi adalah etika yang sudah diformalkan.

Jadi dengan demikian, etika tersebut memanag tidak memiliki sanksi yang jelas, selain barangkali sanksi moral, atau sanksi dari Yang Maha Kuasa. Jadi, jika bersandar kepada definisi hukum, maka melanggar etika belum tentu berarti melanggar hukum. Jika melanggar hukum, sanksinya jelas berupa pidana atau perdata, sementara itu melanggar etika sanksinya tidak jelas, atau hanya sanksi moral semata. Jadi, sering etika tidak begitu diperhatikan.

Etika juga tidak sama dengan etiket, di mana etiket adalah suatu tatakrama pergaulan pada komunitas dan situasi tertentu yang disepakati bersama. Misalnya cara makan yang baik, cara berjalan yang baik, dan sebagainya. Ini adalah etiket, dan etiket itu bisa jadi merupakan bagian dari etika.

Nah, pada tulisan ini saya akan membahas mengenai etika, bukan etiket, bukan pula hukum atau regulasi. Misalnya contoh kasus begini, Anda menjual handset dengan mutu rendah atau cacat, tetapi dengan suatu cara jitu, Anda berhasil menyembunyikan masalah pada handset itu sehingga secara kasat mata tidak diketahui oleh pemakai, kecuali setelah menggunakannya selama beberapa waktu. Kemudian Anda membuat aturan, bahwa barang yang telah dijual tidak bisa ditukar / dikembalikan lagi dan barang itu tanpa garansi. Lalu ada orang yang membeli handset tersebut, dan tentu saja sebagai orang awam, dia tidak bisa melihat masalah atau kerusakan pada handset tersebut, dan transaksi pun terjadi. Tidak lupa Anda mengingatkan kepada dia bahwa barang yang telah dijual tidak bisa ditukar / dikembalikan lagi.

Setelah beberapa waktu, ternyata dia komplain kepada Anda bahwa ada masalah pada handset yang dia beli dan dia menuntut Anda untuk menggantinya. Lalu Anda berdalih, bahwa waktu terjadi transaksi dulu kan barangnya bagus-bagus saja, tidak ada masalah, dan si pembeli tidak komplain apa-apa. Lalu dengan dalih bahwa barang yang telah dijual tidak bisa ditukar / dikembalikan lagi, Anda menolak untuk mengganti handset tersebut, apalagi memang tidak ada garansi.

Salahkah Anda ? Secara hukum bisa jadi Anda benar. Tanpa menyewa pengacara handal pun, rasanya sudah bisa ditebak bahwa Anda akan menang berdebat dengan si pembeli tadi. Tetapi dari sisi pandang etika bisnis, Anda jelas-jelas salah, di mana Anda sebenarnya sudah mengetahui bahwa barang tersebut ada cacatnya atau ada masalahnya, tetapi Anda sembunyikan atau tidak memberitahu si pembeli. Artinya, dari awal Anda sudah tidak memiliki itikad baik dalam berdagang. Tetapi siapa yang bisa mengukur itikad ? Susah kan ? Sudah pasti dengan berbagai dalih, di kacamata hukum, bisa jadi Anda memang. Bahkan undang-undang perlindungan konsumen pun agak susah dipergunakan di sini. Bagaimana proses pembuktiannya ?

Oke lah, katakan Anda menang, tetapi benarkan Anda menang ? Dalam jangka pendek iya ! Tetapi tentu saja si pembeli tidak akan puas, dan karena dia “dikalahkan secara hukum” maka dia akan menulis surat pembaca di koran atau menyampaikan keluhan dia ke lembaga konsumen, atau menyampaikan kepada orang-orang lain. Dalam jangka panjang, akan terbentuk opini masyarakat mengenai toko Anda, yaitu menjual barang rusak dan tidak bagus. Ini jelas opini negatif, dan berpotensi untuk menjatuhkan reputasi Anda, dan lambat-laun, bisa jadi pembeli cenderung menurun. Jadi, dalam jangka panjang bisnis Anda bisa bermasalah. Di sini jelas terlihat, bahwa sanksi etika itu hanya berbentuk sanksi moral dan baru terlihat dalam jangka panjang.

Jadi, dalam jangka pendek, bisnis yang tidak memperhatikan etika bisa jadi menuai keuntungan, tetapi dalam jangka panjang, biasanya bermasalah dan mendapatkan sanksi moral dari masyarakat.

Oke, sekarang Anda sudah tahu bahwa etika itu penting. Sekarang, bagaimanakah sebenarnya bisnis yang beretika tersebut ? Apakah standar etika ? Nah, sekali lagi, etika tidak ada standar, karena kalau Anda meminta standar etika, sebenarnya Anda meminta hukum atau regulasi yang formal. Bisa jadi ada aspek-aspek etika yang sudah diformalkan menjadi hukum dan regulasi, tetapi masih sangat banyak yang belum. Misalnya, bagaimana Anda memformalkan itikad baik ? menyembunyikan informasi ? dan sebagainya. Dengan mudah dalih sederhana akan membuat Anda menang.

Tetapi berbagai pemikir etika di dunia mencoba untuk membuat panduan. Salah satunya adalah “prinsip bolak-balik” atau prinsip imperatif dalam etika yang dipopulerkan oleh filsul Immanuel Kant, di mana sesuatu tindakan dianggap tidak beretika apabila orang lain melakukannya kepada Anda, maka Anda tidak bisa menerimanya. Maksudnya begini, apakah bisa menerima jika Anda dipukul oleh orang lain ? Tentu saja tidak ! Rasanya akan sakit. Nah, berdasarkan “prinsip bolak-balik”, maka memukul orang lain dianggap tidak beretika, karena Anda pun tidak mau dipukul. Nah, di sini batasannya sangat subyektif sekali bukan ? Tetapi prinsip bolak-balik sudah cukup menjadi panduan etika yang sangat berpengaruh.

Apakah Anda bisa menerima kalau ternyata dibohongi oleh orang lain dalam berbisnis ? Jawabannya pasti tidak mau ! Maka dengan demikian, membohongi konsumen, atau menyembunyikan informasi yang penting (information asymmetry) adalah tindak yang tidak beretika dalam bisnis.

Kasus lain, katakan seperti ini, sekelompok penjual kartu isi ulang merek tertentu dengan sengaja menumpuk atau tidak menjual kartu isi ulang dengan harapan, akan terjadi kelangkaan di pasar, dan mereka bisa menaikkan harga atau menjual lebih tinggi, sesuai dengan teori demand and supply atau permintaan dan penawaran dalam ekonomi. Secara hukum mungkin saja hal ini melanggar peraturan atau regulasi, tetapi sekali lagi, jelas pembuktiannya sangat sulit. Ini adalah masalah itikad baik. Bagaimana pandangan etika mengenai hal ini ?

Sekali lagi, dengan “prinsip bolak-balik”, sekali lagi kita bisa menilai, apakah sesuatu itu beretika atau tidak. Apakah kita bisa menerima jika seandainya ada orang lain yang menimbun barang sehingga harganya mahal dan kita adalah konsumen barang tersebut ? Jika kita ikut kesal dengan ulah “spekulan” seperti ini, maka kegiatan menimbun barang tersebut dikategorikian tindakan tidak beretika.

Kesimpulannya, suatu tindakan dianggap beretika apabila Anda pun tidak keberatan jika orang lain melakukan hal itu terhadap diri Anda, sesuai dengan prinsip bolak-balik.

Tetapi masalahnya tidak semua orang memiliki wawasan atau pandangan yang sama. Semakin terdidik atau terpelajar, atau semakin luas wawasan seseorang, maka biasanya semakin komprehensif analisisnya untuk etika ini. Misalnya begini, apakah membuang sampah ke sungai itu melanggar etika ? Bagi orang yang tidak mengerti masalah lingkungan hidup, maka membuang sampah ke sungai itu sah-sah saja, dan dia pun tidak keberatan jika ada orang lain yang membuang sampah ke sungai. Dalam perspektif orang ini, jelas membuang sampah ke sungai tidak bertentangan dengan etika. Tetapi buat orang yang mengerti masalah lingkungan hidup, dan paham bahwa ini akan mengakibatkan banjir, maka dia akan menilai bahwa membuang sampah ke sungai adalah tindakan yang melanggar etika.

Begitu juga dalam berbisnis. Tidak semua pelaku bisnis menyadari apa dampak ekonomi dan sosial dari apa yang mereka lakukan. Apalagi yang sifatnya dampak tidak langsung, lebih tidak disadari lagi. Misalnya menjual barang rusak atau cacat. Bisa jadi Anda menganggap toh sah-sah saja menjual barang rudak atau cacat, karena Anda yakin semua konsumen akan memeriksa dulu setiap barang yang akan mereka beli. Kalau oke, silakan beli, kalau tidak, ya tidak apa-apa. Sepintas lalu, kelihatannya hal seperti ini tidak ada masalah, tetapi dia akan menjadi masalah begitu kita menyadari bahwa ternyata tidak semua konsumen itu mampu memerika barang yang kita jual tersebut dengan baik.

Nah, di sini Anda bisa berdalih kan ? Salah sendiri kenapa tidak memeriksa dulu barang yang dibeli ? Persoalannya tidak sesederhana itu, karena sekali lagi setiap individu itu punya wawasan serta kemampuan yang berbeda-beda. Rasanya akan sakit sekali jika ketahuan belakangan bahwa ternyata kita membeli barang yang rusak atau cacat, tetapi si penjual tidak menyampaikannya kepada kita, alias si penjual tidak memberikan informasi yang utuh mengenai produk yang dijual atau information asymmetry. Nah, Anda bisa saja berdalih, salah sendiri kenapa tidak teliti atau tidak bertanya sewaktu membeli. Akhirnya kita kembali kepada aspek lain dari etika, yaitu itikad baik. Jelas, ada suatu itikad yang tidak baik dari Anda untuk tidak menyampaikan kerusakan atau cacat barang tersebut kepada konsumen.

Kesimpulannya, etika bisnis sangat tergantung kepada itikad baik, dan hanya Anda sendirilah yang mengetahui itikad baik ini, orang lain susah atau bahkan tidak akan tahu sama sekali, bahkan jika Anda melanggar pun, orang lain tidak mudah untuk mengetahuinya.

Nah, pada tulisan ini saya sudah menyampaikan setidaknya 2 aspek dari tolok ukur etika, walaupun sulit untuk mengukurnya, yaitu (1) prinsip bolak-balik, serta (2) itikad baik. Kedua hal ini adalah fondasi penting untuk etika bisnis atau melakukan bisnis yang fair dan jujur. Semuanya kembali kepada diri kita masing-masing, karena sekali lagi, etika itu sanksinya hanyalah sanksi moral, dan itu pun sering terlihat dalam jangka panjang, tidak langsung segera terasa. Prinsipnya adalah, dalam jangka pendek, bisnis yang melanggar etika bisa jadi sangat menguntungkan, tetapi dalam jangka panjang bisa jadi akan bermasalah.

Sumber : http://www.ririsatria.net/2008/10/07/etika-bisnis-pentingkah/

Antara Be Yourself versus Mengembangkan Diri

Percaya tidak percaya, tak semua orang menganggap pengembangan diri itu baik. Komentar dari seorang teman sempat membuat saya berpikir. Ucapnya, "Ngapain harus susah-susah memasang target ini dan itu? Hidup itu mengalir. Just enjoy your life and be yourself!"

Konflik antara pengembangan diri dan penerimaan diri sekilas terdengar dungu. Namun begitulah kenyataannya. Ini adalah suatu realita yang selama ini bahkan tidak terpikirkan oleh saya. Malam tadi saya mencoba untuk menggali lebih dalam kedua konsep ini. Manakah yang lebih baik antara menerima diri apa adanya dan mengembangkan diri? Bisakah keduanya selaras?

Everlasting Conflict

Bagi pribadi yang memegang prinsip be yourself, pengembangan diri terdengar seperti berenang melawan arus. Sebaliknya bagi para penganut mutlak asas personal development, penerimaan diri terkesan kontra-produktif. Manakah yang lebih baik?

Kita akan mencoba melihat sisi positif dari kedua pandangan tersebut.

Penerimaan Diri

* Mampu melepaskan sejumlah beban dari hidup anda.
* Lebih fokus kepada momen saat ini, istilahnya don’t worry, just be happy.
* Orang yang menerima diri apa adanya cenderung akan lebih percaya diri dan mau menerima orang lain secara apa adanya pula.

Pengembangan Diri

* Lebih berpeluang untuk mendapatkan banyak pencapaian.
* Menjanjikan kesempatan lebih besar untuk hari esok yang lebih baik.
* Orang yang fokus kepada pengembangan diri biasanya sanggup memberikan lebih banyak kontribusi terhadap diri sendiri dan masyarakat.

Masing-masing pihak kerap berpikir bahwa yang satu lebih baik daripada yang lain. Anda bisa saja menerima diri anda apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangan, kemudian fokus untuk menikmati hidup. Tapi hari esok pasti akan tiba. Apakah anda sudah cukup membekali diri anda untuk menghadapi masa depan?

Demikian pula sebaliknya, anda boleh saja menyangkal diri dan melihat kekurangan diri anda di mana-mana, kemudian berjuang memperbaikinya. Namun kesempurnaan itu mustahil. Bukankah dengan terus berlari berarti anda kehilangan kesempatan untuk ‘hidup di saat ini’ gara-gara sibuk memikirkan masa depan?

Masalah ini dilematis hanya jika kita memandang keduanya saling lepas, eksklusif.


I Am Progressing

Sejauh ini saya belum pernah merasakan adanya konflik laten antara penerimaan diri versus pengembangan diri karena saya memandang keduanya saling mendukung. Ada satu semboyan yang selama ini membuat saya mampu mengakomodasi keduanya :

Saya adalah pribadi yang terus berkembang

Yap! Saya menerima diri saya sebagai pribadi yang terus berkembang. Dengan demikian, secara otomatis saya menganggap proses pengembangan diri sebagai proses penerimaan diri. Sewaktu saya berusaha untuk menjadi lebih baik, itu bukanlah suatu bentuk pengingkaran. Itu adalah suatu bentuk penerimaan bahwa diri saya terus tumbuh dari waktu ke waktu.

Ketika saya lari pagi dan menggenjot fisik saya, hal itu bukan berarti karena saya kecewa dengan tubuh saya. Melainkan karena saya menerima diri saya sebagai sosok yang physically active. Jika saya tidur bermalas-malasan setiap subuh, itu justru merupakan bentuk pengkhianatan diri. Saya mempunyai tujuan untuk membentuk tubuh yang sehat dan menikmati setiap proses yang saya tempuh untuk menuju ke sana.

Beberapa hal yang menjadi kunci sukses dari paradigma ini adalah :

* Jangan menerima diri kita dalam imej yang mutlak dan tidak berubah.
* Kita berjuang untuk berkembang atas dasar rasa sayang kepada diri kita, dengan harapan agar diri kita dapat menjadi lebih baik.
* Kita menentukan target dan mendapatkan kepuasan apabila kita berhasil mencapai target tersebut, namun tentunya akan jauh lebih bagus apabila kita juga menikmati proses pencapaiannya. Dengan demikian, kita mampu meraih yang lebih baik untuk masa depan dan menikmati kehidupan saat ini.

Sumber : http://wirawan.blogsome.com/2009/02/04/being-myself/

Beberapa Tips & Pelajaran Dari Mario Teguh Golden Ways

Tombo Ati

* Jika anda menasehatkan sesuatu yang belum pernah anda lakukan, cepat atau lambat anda akan diuji dengan apa yang anda nasehati. Nasehatkan tentang kesabaran, maka kesabaran anda akan diuji. Mengapa hal ini terjadi? Karena Tuhan begitu menyayangi manusia. Dia tidak ingin manusia menasehatkan sesuatu yang belum dirasakannya. Tuhan memurnikan manusia.

* Orang yang menghindari kesalahan, tidak akan tumbuh

* Nikmatilah setiap proses kehidupan

* Bagaimana menjaga perilaku positif, sedangkan lingkungan negatif?
Orang lain adalah cermin. Ada dua jenis : cermin baik dan buruk. Cermin buruk,sebaik apapun diri kita, akan tetap memantulkan gambar diri yang bengkok. Itulah mengapa anda perlu bergaul dengan lingkungan yang baik

* Budi Pekerti adalah timdakan baik yang didasari oleh tujuan yang baik. Tujuan kemanusiaan dari budi pekerti adalah agar anda berguna bagi sesama. Tujuan keTuhanan dari budi pekerti adalah agar anda menjadi kekasih Tuhan

* Jika hidup dan matiku untuk Tuhan, untuk saya apa? Anda dapat apa yang Tuhan miliki.

* Kebesaran orang bukan ditentukan oleh besar kecil tubuhnya, melainkan besar kecil hatinya

* Tidak mungkin ada dua benda dalam satu ruang. Pilih apa yang hendak anda masukkan ke hati anda : kebaikan atau kejahatan?

* Hadiah pertama bagi orang yang melakukan kebaikan adalah kebaikan

* Penampilan terbaik dari seseorang adalah penampilan yang mewakili hati yang baik

* Ada kata – kata : “gunakan hatimu”. Dalam menentukan keputusan, gunakan logika atau perasaan?

Pertimbangan berdasarkan logika memiliki batas. Batasnya adalah pengetahuan yang dimiliki. Sedangkan RASA, merupakan “alat” pertimbangan yang lengkap. Masalahnya, rasa “meRASAkan menggunakan HATI” tersebut perlu dilatih, latih hati dengan menentukan banyak keputusan dan belajar dari keputusan tersebut. INGAT! Tuhan lebih banyak berbicara kepada anda melalui hati daripada melalui pikiran.

* Manusia terindah adalah manusia yang bermanfaat untuk saudaranya

Kesimpulan :

* Gunakanlah keikhlasan sebagai kekuatan kerja anda, dan kepasrahan sebagai wadah dari penantian anda, lalu perhatikan apa yang terjadi.


I can see clearly now

* Berapa banyak orang yang menjadi miskin karena tidak ingin “terlihat” miskin?

* Jangan pernah menunggu kesempatan. Buat atasan / keluarga / masyarakat anda tidak memiliki pilihan lain selain mempercayakan sesuatu pada anda dengan melakukan semua hal sebaik mungkin : kerja sebaik mungkin, datang ke kantor sepagi mungkin, pulang semalam mungkin, pekerjaan di selesaikan selalu lebih cepat, dll

* Berubah itu memang tidak mudah. Namun jika anda cukup mencintai diri anda, anda akan berubah

* Masa depan datang dalam potongan hari. Ingin tahu cara melihat masa depan? Lihat potongan masa depan yang paling dekat : Apa yang anda lakukan sekarang, dan apa yang anda rencanakan untuk esok

* Lakukan pekerjaan yang membangun hidup anda, bukan pekerjaan yang menghabiskan hidup anda

* Ada orang yang merasa bahasa yang digunakan Pak Mario “terlalu tinggi” sehingga membutuhkan konsentrasi penuh untuk memahaminya. Sadarilah! Alasan kita belajar kepada guru kita adalah karena tidak semua ucapan beliau dapat kita pahami. Artinya, ilmu guru kita masih lebih tinggi dari kita, muridnya. Bahasa merupakan pembeda kelas yang sebenarnya.

* Jangan pernah melabeli diri anda dengan sesuatu yang jelek, karena dengan kata apapun anda melabeli diri anda, anda benar.

* Kekayaan belum tentu membahagiakan orang kaya. Dan kemiskinan belum tentu menyedihkan orang miskin. Kekayaan itu penting, tapi bukan yang TERpenting. hati lebih penting, karena suasana hati menentukan hasil.

* Semua “orang berhasil” memiliki kenangan manis berupa saat – saat terpahit yang pernah mereka lewati

* Jangan perlakukan hidup secara case by case, hidup adalah satu kesatuan yang utuh

* Jangan berpihak kepada orang yang mengeluh. Tidak ada orang yang menyukai keluhan.

* Ingin tahu cara membuat yang sulit menjadi mudah? Perhebat diri anda. Kesulitan itu tergantung siapa yang melihatnya. Satu hal bisa saja terlihat mudah oleh orang yang hebat, sedangkan pada saat yang sama terlihat sulit oleh orang yang tidak hebat. Lakukan hal yang belum anda kuasai, agar anda menguasainya. Gagal melakukan sesuatu yang besar lebih mulia daripada berhasil melakukan sesuatu yang kecil.

* Ingin penghasilan anda lebih besar daripada orang lain? Kuasai kemampuan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Kemampuan sama berarti penghasilan sama.

* Ikhlaskan diri anda untuk meniru cara orang – orang yang sudah berhasil, lalu perhatikan apa yang terjadi

Sumber : http://fikrirasyid.com/tips-pelajaran-dari-mario-teguh-golden-ways-4-januari-2009-i-see-it-clearly-now/

SEBANYAK 56 BIRO IKLAN MELAKUKAN PELANGGARAN ETIKA

Badan Pengawas Periklanan Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) sedikitnya telah menegur 56 perusahaan iklan atas pelanggaran etika selama dua tahun terskhir ini.

Pelanggaran ini berupa penampilan iklan yang superlative, yaitu memunculkan produk sebagai yang terbaik atau termurah. Iklan superlative ini acapkali dibumbui kecenderungan menjatuhkan pesaing di pasaran. “Jika semua bilang baik, termurah, ini akan membingungkan masyarakat dan pelanggan,” ujar Ketua Badan Pengawas PPPI, FX Ridwan Handoyo kepada wartawan, belum lama ini.

Dia mencontohkan iklan pada industri telekomunikasi. Setiap operator telekomunikasi mengaku menawarkan tariff termurah. Bahkan ada iklan yang menyebutkan bahwa produk paling murah meriah. Juga ada iklan produk kesehatan atau kosmetik yang menyebutkan paling efektif. “Tapi semua iklan superlative itu tidak didukung oleh bukti yang kuat. Jadi bisa merugikan masyarakat dan pelanggannya,” tuturnya kemudian.

Surat teguran dilayangkan setelah Badan Pengawas PPPI menemukan dugaan pelanggaran berdasarkan pengaduan masyarakat atau hasil pantauan, Kepada perusahaan periklanan anggota PPPI, Badan pengawas PPPI melakukan peneguran sekaligus meminta keterangan. Sedangkan kepada perusahaan non anggota, surat teguran berupa imbauan agar menjunjung tinggi etika beriklan.

Ridwan menyebutkan dari 149 kasus yang ditangani Badan Pengawas PPPI, tahun 2006 sebanyak 56n kasus dan 93 kasus di tahun 2007. Sebanyak 90 kasus telah dinyatakan melakukan pelanggaran dan 44 kasus lainnya masih dalam penanganan. Dari yang diputus melanggan etika, 39 kasus tak mendapatb respon oleh agensi. Untuk itu BP PPPI menruskannya ke Badan Musyawarah Etika PPPI.

Jumlah perusahaan periklanan yang melakukan pelanggaran cukup banyak itu ada kemungkinan terjadi akibat tidak adanya sanksi yang tegas bagi pelanggar. Diakuinya, selama ini rambu-rambu periklanan hanya diatur dalam bentuk Etika Periklanan Indonesia. “Mungkin karena belum ada aturan hukum yang jelas, pelanggaran tetap banyak,’ katanya.

Sumber : http://surabayawebs.com/index.php/2008/01/10/sebanyak-56-biro-iklan-melakukan-pelanggaran-etika/

Tips-tips Cari Kerja

Tips Cari Kerja di Internet

Apapun jenis kegiatan jika dikaitkan dengan istilah pencarian adalah suatu pekerjaan yang amat sangat menjenuhkan dan membosankan. Terutama aktivitas dimana seseorang berusaha dalam cari kerja dan menemukan pekerjaan yang diinginkan dan di idam-idamkan! Sebagaimana diketahui bersama, mendapatkan pekerjaan dan kehidupan yang layak sendiri telah dilindungi dan diatur di dalam undang-undang. Namun sungguh seribu sayang, hal itu masih jauh dari harapan. Besarnya jumlah angka pencari kerja dibandingkan jumlah lowongan kerja yang tersedia masih sangat timpang dimana lebih besar pencari kerja. Memang untuk mendapatkan suatu kehidupan yang layak dan mapan merupakan salah satu tanggung jawab pemerintah, namun tidak benar jika sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemerintah. Karena jika kita pasif, hasil yang diperoleh-pun jauh dari kata memuaskan.

Melihat perkembangan kebiasaan tenaga kerja baru (fresh graduate), dimana ketika mereka lulus dari jenjang pendidikannya, namun masih belum bisa MANDIRI. Kebanyakan dari mereka masih mengekor kebiasaan lama, yaitu mencari kerja ke-sana! Kesini! Hasilnya pun sudah bisa ditebak, kebanyakan dari mereka gagal mendapatkan kerja sesuai dengan yang diinginkan, bahkan terkadang menyimpang dari background pendidikan yang telah dipelajari di dunia pendidikan. Terlepas dari itu semua, mau gimana lagi! Kebiasaan ini nampaknya akan susah dihilangkan, bagi Anda yang sedang giat mencari kerja secara on-line, berikut ada tips ringan yang saya yakin berguna:

1. Terlebih dahulu yang mutlak Anda lakukan adalah dengan memutuskan terlebih dahulu apakah akan mengirimkan lamaran Anda melalui situs resmi perusahaan secara langsung atau dengan perantara pihak kedua seperti forum, situs penyedia lowongan tenaga kerja.

2. Dalam mengirim CV atau surat lamaran, usahakan agar mengisi informasi selengkap-lengkapnya yang dapat mencermikan dari kepribadian Anda, misalnya berapa jumlah pendapatan dan penghasilan yang Anda inginkan. Jangan lupa mengisi isian wajib seperti pengalaman kerja, latar belakang pendidikan, lokasi tempat tinggal ketika memasukkan lamaran dan informasi penting lainnya yang mungkin dibutuhkan bagi perusahaan tempat Anda melamar.

3. Ketika mengirim resume, pastikan resume tersebut telah disusun dengan benar dan rapi, missal dengan memperhatikan ukuran huruf agar enak dan nyaman ketka di baca, biasanya menggunakan huruf type arial, times new roman, atau verdana silahkan pilih salah satu dengan ukuran berkisar 10 sampai dengan 12. Jika ingin lebih sempurna, silahkan tanyakan ke rekan mungkin yang lebih mahir dan master di bidang ini.

4. Menggunakan sampul atau cover, sehingga bagi HDR akan lebih mudah membaca maksud isi surat Anda. Jangan lupa tulis nama lengkap, alamat, dan no telepon yang bisa dihubungi di bagian atas cover atau sampul.

5. Jangan membuang waktu dengan membabi buta mengirimkan resume ke bidang di luar cakupan Anda. Pilihlah dengan bijak jenis lowongan kerja yang sesuai dengan bidang Anda. Hal ini akan menguntungkan ke-dua pihak baik perusahaan maupun Anda. Bagi perusahaan sendiri tentunya tidak salah memilih tenaga kerja, sedangkan bagi Anda sendiri pasti akan nyaman jika mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidang yang Anda tekuni.

6. Keep Stay Tune………… Kayak radio saja apa salah menulis! Saya tidak salah menulis, yang saya maksud disini tetap jaga terus perkembangan posisi kerja yang Anda incar, apakah masih terbuka lowongannya atau sudah diisi dengan pihak lain. Oleh karena itu tidak ada salahnya Anda menghubungi perusahaan tersebut baik secara telepon, email, atau bahkan mengirim surat lamaran ulang (jika benar-benar posisi tersebut masih terbuka lowongannya)!

7. Langkah terakhir yang dianjurkan adalah maintenance atau dengan kata lain tetap terus berusaha, jangan pantang menyerah, dan terus update resume, CV, surat lamaran kerja Anda.

Tips Cari Kerja OFF LINE

Langsung saja, berikut ini tips ringan yang mungkin berguna bagi Anda untuk terhindar dari kedok penipuan :

1. Untuk Anda yang mendapatkan informasi lowongan cari kerja dari Koran atau Media cetak, langkah pertama yang seharusnya Anda ambil adalah memastikan kebenaran perusahaan. Apakah benar atau jangan-jangan sebuah penipuan. Memang untuk melakukan tahap awal ini agak sedikit merepotkan, tapi hal ini seharunya wajib Anda lakukan.

2. Catat dan cari tahu no telepon yang bisa dihubungi, tips penting dalam hal ini adalah jangan merespon lowongan kerja tersebut jika hanya tercantum no HP. Karena modus penipuan sering kali tidak berani mencantumkan telepon rumah atau telepon kantor.

3. Coba analisis secara logika gaji atau penghasilan yang ditawarkan, apakah rasional apakah terlalu berlebihan. Untuk kasus penipuan, biasanya menawarkan penghasilan yang menggiurkan dan jika dianalisis tidak masuk akal jika dibandingkan antara pekerjaan yang ditawarkan dengan penghasilan yang dijanjikan.

4. Kemudian jangan lupa untuk mencatat tanggal lamaran itu di muat di media cetak dan kapan kadaluarsanya atau masa habisnya.

5. Harap ekstra hati-hati jika Anda baru 1 hari mengirim surat lamaran tapi sudah ada panggilan atau kepastian bahwa lamaran Anda telah diterima. Kemudian jika telah melakukan interview kemudian lansung ditraining atau bahkan langsung di terima untuk kerja. Menyikapi hal kasus tersebut harap di analisa lebih dalam lagi, kemungkinan besar jika hal ini terjadi maka bukan kerjaan yang Anda dapat, tapi Anda dikerjai alias ditipu!

Tips Cari Kerja TAPI Anda sudah Bekerja

Terkadang walaupun kita sudah mendapatkan pekerjaan tapi ada yang ganjal, yaitu kurang puas atau merasa tidak cocok dengan jenis pekerjaan Anda sekarang. Apakah Anda ingin lari dari pekerjaan tersebut untuk cari jenis kerja lain yang ideal bagi Anda? Apakah kemungkinan tersebut bisa dilakukan? Atau jangan-jangan Anda bisa kehilangan pekerjaan yang sekarang dan susah mendapatkan jenis pekerjaan baru yang Anda impikan? Jawabannya sih simple, pasti ada jalan keluarnya. Berikut tips-tips ringan yang mungkin sangat berguna bagi Anda yang mengalami keadaan yang seperti ini :

1.Hindari penggunaan layanan internet dan telepon kantor. Dalam hal ini usahakan sebisa mungkin untuk tidak menggunakan fasilitas kantor untuk mencari kerja yang baru, sekalipun itu email kantor. Hal ini bertujuan agar tidak ada yang mengetahui pihak dari kantor bahwa Anda ingin cari kerja dengan suasana yang baru.

2.Menggunakan etika dengan benar, salah satu contohnya tidak menggunakan printer kantor untuk mencetak resume yang telah Anda buat! Ingat ada perbuatan jelek, maka akan ada karma loeh!

3.Kunci serapat mungkin rahasia Anda bahwa sedang cari kerja baru, hal ini dapat dilakukan dengan meminimalisir komunikasi yang tidak perlu dengan orang-orang yang berada di lingkungan kantor (tenang sifatnya hanya sementara)!

4.Jika Anda mendapatkan panggilan, semisal panggilan interview, usahakan agar dilaksanakan di luar jam kantor, mungkin dapat menggunakan jam makan siang, jam sebelum atau setelah masuk kantor. Namun jika perusahaan baru yang tertarik dengan Anda tidak bisa dengan waktu tersebut, mungkin dengan bijak Anda dapat mengambil cuti untuk sementara.

5.Fokuslah! Memang susah untuk dikerjakan. Yang dimaksud dalam hal ini adalah untuk melakukan tugas kantor dengan professional. Memang susah untuk bersifat adil, apalagi jika melakukan pekerjaan yang sudah tidak disukai. Percayalah jika Anda tidak professional untuk perusahaan Anda yang sekarang, maka akan berakibat buruk. Anda Akan meninggalkan citra buruk bagi perusahaan yang Anda tinggalkan, dan hal ini akan berdampak buruk terhadap karir Anda dalam jangka panjang.

Tips Nyeleneh Cari Kerja ! Kocak Tapi Realitas

Dalam dunia kerja, terutama pada tahap perekrutan memang bisa di bilang kotor. Ada yang melakukan suap, nepotisme dan masih banyak lagi. Jarang sekali ada orang mendapatkan pekerjaan dengan cara ideal, jujur, dan benar. Kalaupun ada pasti sangat jarang terjadi. Namun inilah realitas kehidupan. Berikut ini tips ringan yang agak melenceng dikit (tapi tidak se-Xtrim sampai menyogok):

1. Kalau kita diinterview dengan perusahaan asing, kedutaan besar, LSM asing, maka jika Anda mau bilang saja bahwa Anda mengenal seseorang di perusahaan tersebut, atau kalau bisa katakan bahwa Anda mengenal pihak HRD-nya (dijamin kemungkinan besar diterima he he ….). Hal ini dikarenakan mereka sensitive terhadap orang asing, karena mungkin mereka menganggap bisa saja orang asing yang di interview adalah jaringan Teroris (Gak segitunya kale…)

2. Kalau di wawancara perusahaan swasta asing, bilang saja Anda kenal dengan seseorang di perusahaan. Eits….. tapi hati-hati bisa-bisa nama yang Anda sebutkan itu adalah musuh dari pihak yang mewawancarai Anda. Bukanya diterima bisa-bisa Anda langsung di Skip!

3. Kalau keturunan Chinese, jangan ngelamar di perusahaan pertambangan atau perminyakan di Indonesia (Pokoknya ada yang bilang begitu, sebenarnya gimanaya….Ada yang punya pengalaman?).

4. Untuk para tenaga kerja fresh graduate, maka untuk mensiasatinya adalah dengan menulis segala kegiatan informal/organisasi yang telah diikuti, biasanya sukses. Tulis juga diskripsi Anda orangnya seperti apa! Misalnya: mudah beradaptasi, bisa kerja di tim/secara individu, pekerja keras & mau belajar, dan masih banyak lagi.

5. Kalau mengirim surat lamaran dimana informasi dari Koran misalnya, maka Anda harus bikin surat Anda tersebut beda dari yang lain! Karena ada temen pernah cerita ada HRD yang dengan barbar cara menyeleksinya. HRD tersebut jika menemukan amplop warna putih standar dengan kebanyakan yang lain, maka akan langsung membuangnya tanpa dibaca terlebih dahulu. Oleh karena itu untuk mensiasati kayak ginian, kreatif dong di sampul atau amplop, buat beda ama yang lain. Jika amplop yang lain warnanya putih atau coklat kenapa Anda tidak mengirimkan amplop dengan warna pink sekalian……..Gedubrak…..!!!

6. Cari tahu apakah HRD-nya satu suku dengan kita (Eits gak boleh SARA tapi FAKTA), jika HRD-nya satu suku dengan Anda, ajakin aja langsung memakai bahasa daerah, pasti bakal senang dianya!

Sumber : http://go-kerja.com/tips-tips-cari-kerja/

RAHASIA Di Balik Layanan SMS REG

Jika Anda pernah menonton TV, tentunya Anda juga pernah melihat iklan tentang layanan sms REG. Tentunya, telinga Anda sudah tidak asing lagi dengan kata “Ketik REG(spasi)Bla bla bla” yang sering terdengar di TV. Jujur, saya sendiri sudah cukup bosan melihat iklan semacam itu. Bahkan, untuk berat badan ideal saja sudah ada layanan smsnya. Padahal untuk berat badan ideal seperti itu sudah dipelajari di bangku smp di pelajaran biologi. Apakah Anda pernah mendaftar dan mengikuti layanan sms semacam itu? Jika pernah, apa yang Anda dapatkan? Anda puas dengan apa yang Anda dapat? Sekedar berbagi pengalaman, sekitar 90% orang-orang yang saya tanya, mulai dari teman sampai keluarga saya yang pernah mengikuti layanan sms semacam itu merasa tidak puas. Parahnya, untuk UNREG atau berhenti berlangganan pun mereka mengalami kesulitan.
Sebenarnya bagaimana metode yang digunakan oleh penyedia layanan sms tersebut? Apakah jika kita mengetik REG(spasi)ARIEL, maka ARIEL lah yang akan mengirimi kita sms tentang kegiatannya? Bagaimana kita yakin bahwa si pengirim sms adalah idola kita? Apakah layanan sms yang berisi ramalan benar-benar diramal oleh peramal? Bagaimana sang peramal melakukannya sedangkan pelanggan yang bergabung tidak sedikit?
Sebenarnya, metode dasar layanan sms semacam ini adalah SMS GATEWAY. Terdiri dari seperangkat komputer dan handphone. Pihak penyedia layanan ini biasanya sudah bekerjasama dengan provider (seperti : Telkomsel, Indosat, dsb). Perjanjiannya, setiap mereka mengirim sms kepada pelanggan, mereka tidak dikenai biaya pulsa dan yang dikenai biaya adalah pelanggan. Itulah yang menyebabkan pulsa kita berkurang setiap kali kita menerima sms dari layanan ini. Misalnya setiap sms yang diterima dikenai biaya Rp1000,- maka untuk 100 orang pelanggan saja mereka sudah mendapatkan Rp100.000,-. Misalnya mereka berbagi pendapatan sebesar 50% : 50%, maka untuk 100 pelanggan mereka masing-masing mendapatkan Rp500.000,- setiap harinya. Itu untuk 100 pelanggan, tapi apa mungkin se-Indonesia hanya 100 pelanggan? Misalnya ada sekitar 1000 pelanggan, maka mereka mendapatkan Rp5.000.000,-per hari. Jika dikalikan sebulan, pendapatan mereka bisa mencapai Rp150.000.000,-. Wow ! Mungkin ini yang menyebabkan terjadinya kesulitan saat UNREG, karena mereka tidak mau kehilangan pelanggan.
Nah, sekarang bagimana kita bisa yakin dengan layanan sms yang menjanjikan bahwa kita akan mendapatkan sms dari idola kita tentang kegiatannya? Sementara kita sudah tau bahwa inti dari layanan sms ini adalah seperangkat komputer dan handphone. Ya ! Para artis hanya di kontrak untuk iklan. Sedangkan untuk sms yang kita terima, tidak 100% murni dari HP sang artis. Begitu pula dengan sms ramalan. Ki Joko Bodo mengaku hanya dikontrak untuk iklan dan meramal secara garis besar tentang kehidupan seseorang melalui tanggal lahir, dsb. Setelah itu, hasil seluruh ramalan dimasukkan ke dalam database. Jadi, peramal hanya meramal sekali dan sisanya adalah tugas provider layanan sms ini.
Dengan besarnya keuntungan yang didapatkan, layanan sms REG semakin marajalela. Bisa Anda lihat, hampir 75% iklan di Global TV adalah tentang layanan sms REG. Entah itu REG(spasi)PACAR, REG(spasi)IDEAL, REG(spasi)MAMA, dan masih ada puluhan REG lainnya.
Artikel ini tidak bermaksud untuk menjelek-jelekkan layanan sms REG. Ini hanya sekedar pengetahuan untuk pembaca. Siapa tau ada diantara Anda yang berminat untuk memulai bisnis layanan sms REG semacam ini.

Sumber : http://sebuah-blog.blogspot.com/2009/01/rahasia-di-balik-layanan-sms-reg.html

Esia Messenger Coba Meniru Kesuksesan BlackBerry Messenger

Salah satu inovasi teknologi seluler di tingkat lokal yang menarik ditilik jelang akhir tahun ini adalah pengembangan layanan Esia Messenger oleh Bakrie Telecom. Ini merupakan aplikasi yang didesain untuk chatting antarpengguna Esia. Meski belum ada operator telekomunikasi yang memiliki layanan sejenis, BlackBerry sejak awal sudah menyediakan aplikasi semacam itu. Apakah Esia Messengr mencoba meniru kesuksesan BlackBerry Messenger?

Memang sekilas ada kesamaan meski secara prinsip berbeda. Kalau BlackBerry menggunakan PIN yang identik dengan perangkat keras sebagai identitas pengguna, Esia Messenger menggunakan nomor telepon Esia sebagai PIN. Aplikasi ini tidak hanya dapat dipakai pelanggan Esia untuk melakukan chatting real time tapi juga saling berkirim foto.

Saat ini, aplikasi dan layanan ini memang hanya tersedia pada Hape Esia Online, ponsel bundling terbaru yang dilengkapi aplikasi penuh sejumlah layanan jejaring sosial. Namun, ke depannya Bakrie Telecom berencana memperluas agar aktivitas bertukar pesan antar teman ini bisa dilakukan dengan semua Hape Esia.

Sebelum diluncurkan di Indonesia, layanan tersebut sudah diperkenalkan dalam ajang internasional CDMA Summit 2009 yang berlangsung di Hong Kong, 7-9 Desember 2009 bersama dengan Hape Esia Online. Menurut Erik Meijer, Wakil Direktur Utama PT Bakrie Telecom Tbk. pengembangan Hape Esia Online merupakan inovasi yang pertama di dunia.

Ia mengatakan sambutan dunia internasional ternyata sangat antusias karena mereka melihat messaging phone tersebut sangatlah cocok untuk diperkenalkan di negara-negara yang pasarnya sedang tumbuh. Menurutnya, banyak operator luar negeri telah menanyakan hape ini kepada Bakrie Telecom sebagai penciptanya karena ingin meluncurkannya pula di negaranya.

Sumber : http://www.google.co.id/#hl=id&q=esia+messenger&meta=&aq=0&oq=esia+me&fp=5be454f7189800bf