Monday, 01 June 2009
Pertumbuhan layanan BlackBerry di Indonesia terus meningkat signifikan akhir-akhir ini. Informasi dari Research in Motion (RIM) selaku penyedia teknologi BlackBerry menyatakan bahwa pertumbuhan penggunaan layanan tersebut di Indonesia merupakan yang tertinggi di antara negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik.
Saat ini saja diperkirakan ada sekitar tiga ratus ribu lebih pengguna layanan BlackBerry dari tiga operator yang menyediakan layanannya di Indonesia, yaitu Indosat, Telkomsel, serta Excelcomindo Pratama (XL). Jumlah tersebut sangat mencengangkan mengingat harga perangkat ini relatif lebih mahal dibandingkan dengan perangkat seluler lainnya.
Merebaknya penggunaan layanan BlackBerry tentunya juga tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan oleh tiga operator tersebut. Tidak hanya dari sisi fungsionalnya saja, tetapi juga upaya mereka menjadikan penggunaan BlackBerry sebagai bagian dari gaya hidup.
Hal ini sudah terbukti nyata. Pemakaian BlackBerry sudah tidak mengenal batas usia, pekerjaan, ataupun atribut-atribut status sosial lainnya. Apalagi sejak operator mampu menyediakan inovasi layanan BlackBerry dengan basis tarif yang kian terjangkau.
Tingginya tingkat permintaan akan BlackBerry, jelas tak mampu sepenuhnya dipenuhi operator. Banyak pengguna BlackBerry menggunakan perangkat tidak resmi atau BM (black market). Artinya, penggunanya tidak membeli perangkat BlackBerry tersebut dari operator sebagai penyedia resmi perangkat dan layanan BlackBerry.
Tumbuhnya BlackBerry BM tersebut juga tidak terlepas dari kurangnya pemahaman calon pengguna mengenai karakteristik layanan BlackBerry sendiri. Calon pengguna yang masih awam rata-rata berpikiran bahwa pemakaian layanan BlackBerry dianggap sama dengan menggunakan layanan telpon biasa.
Menurut pengguna awam, proses menggunakan BlackBerry cukup dengan membeli perangkat handset, beli kartu/SIM card dari salah satu operator, kemudian diaktivasi, dan siap digunakan. Bahkan banyak yang tidak mengetahui adanya unique identity yang disebut dengan PIN dan IMEI.
Kalaupun pengguna awam mengenal PIN dan IMEI, rata-rata hanya tahu dari sisi istilahnya saja karena sering mendengar dari teman, relasi atau saudaranya yang terlebih dahulu menggunakan layanan BlackBerry. Banyak di antara calon pengguna, yang tidak mengetahui atau memahami bahwa di dalam penyediaan layanan BlackBerry ada keterkaitan beberapa pihak. Pihak disini termasuk operator selaku penyedia jaringan, penggunanya sendiri serta tentunya RIM selaku penyedia teknologi layanan BlackBerry.
Ketidaktahuan mengenai hal ini, acapkali membuat pengguna beranggapan bahwa bila perangkat BlackBerrynya mengalami masalah yang ada kaitannya dengan PIN dan IMEI (misalnya suspend), penyelesaiannya cukup hanya melalui operator saja. Padahal permasalahan yang ada kaitannya dengan PIN dan IMEI seperti yang dialami oleh beberapa pengguna, harus dirujuk kembali kepada RIM. Hanya RIM yang mempunyai data dan mengetahui secara pasti peredaran PIN dan IMEI yang resmi dari satu perangkat BlackBerry.
Peningkatan penggunaan BlackBerry yang sangat pesat,dan tidak diimbangi dengan pemahaman yang cukup dari calon pengguna mengenai layanan BlackBerry sendiri, pada akhirnya akan mendorong keberadaan pasar gelap atau jalur penjualan BlackBerry tidak resmi.
Ini seolah menjadi "berkah" bagi para pedagang perangkat seluler. Di satu sisi, banyak calon pengguna yang kurang paham mengenai layanan BlackBerry, namun ingin memiliki dan menggunakan layanan BlackBerry. Di sisi lain, penjualan perangkat BlackBerry tidak resmi ini juga menawarkan margin keuntungan yang sangat menggiurkan.
Selain selisih harga yang cukup besar dibandingkan perangkat resmi yang dijual operator, perputaran bisnis ini juga sangat cepat. Munculnya beberapa kasus dari pengguna BlackBerry yang mengalami masalah dengan PIN dan IMEInya, sebenarnya juga dipicu oleh "kelihaian" para penjual handset dalam memanfaatkan ketidaktahuan para calon pengguna.
Untuk mengantisipasi dan meminimalkan kemungkinan munculnya kasus BlackBerry yang bermasalah tentunya dituntut peran serta antara calon pengguna dengan para operator di Indonesia, termasuk dengan RIM selaku pihak penyedia teknologi BlackBerry.
Pengguna diharapkan lebih jeli dan tidak tergoda untuk membeli perangkat BlackBerry di luar jalur penjualan resmi yang dimiliki oleh operator dan jalur resmi lainnya yang telah ditunjuk oleh operator. Jangan melupakan faktor keamanan dan kenyamanan. Terutama bila hanya karena tergiur harga perangkat yang lebih murah, ditunjang dengan adanya kemudahan berlangganan BlackBerry dengan tarif harian, mingguan, atau bulanan.
Tidak ada jaminan BlackBerry Anda akan selalu bekerja dengan baik. Mungkin saja esok BlackBerry Anda akan bermasalah dengan PIN dan IMEInya. Tentunya Anda tidak menginginkan hal ini terjadi, bukan?
Selain terjamin dari sisi keamanan dan kenyamanan, pembelian perangkat BlackBerry melalui operator, akan memberikan jaminan purna jual yang lebih baik. Hal ini didapatkan karena adanya kepastian mengenai keaslian perangkat BlackBerry.
BlackBerry Anda akan mendapatkan garansi resmi dari RIM yang berlaku setahun penuh. Selain itu, Anda juga akan mendapatkan kemudahan untuk bisa melakukan upgrade system dan perbaikan BlackBerry pada saat BlackBerry Anda bermasalah. Dengan memilih perangkat BlackBerry resmi dari operator, artinya Anda sudah menentukan sendiri bahwa BlackBerry Anda memiliki resiko kecil bahkan terbebas dari fenomena PIN dan IMEI bermasalah yang banyak terjadi akhir-akhir ini
Operator sebenarnya juga sudah mulai mengintensifkan program edukasi atau pembelajaran mengenai perlunya pemakaian BlackBerry resmi ini. Mereka sudah tidak sekadar mendorong aktifitas penjualan yang berorientasi profit semata, operator juga menyadari sepenuhnya bahwa tanpa mendorong upaya edukasi ini, penggunaan BlackBerry tidak resmi akan terus berlangsung. Pada akhirnya operator juga yang akan kena getahnya. Komplain pelanggan akan terus meningkat, dan yang paling terasa tentunya adalah "tidak bergeraknya" unit BlackBerry resmi yang dijualnya.
Padahal, target penjualan unit BlackBerry resmi merupakan salah satu obligasi yang dibebankan oleh RIM kepada setiap operator. Yang justru masih menjadi tanda tanya besar kalangan pengguna BlackBerry adalah masih minimnya peranan dan perhatian dari pihak RIM.
Terasa tidak masuk akal, di kala jumlah pengguna layanan BlackBerry di Indonesia tumbuh dengan demikian pesatnya, RIM belum juga membuka kantor perwakilan (apalagi service center) di Indonesia. Semua seolah diserahkan kepada para operator, termasuk untuk sejumlah kasus kerusakan dan ter-suspend-nya perangkat BlackBerry yang dialami oleh pelanggan.
Sejujurnya, kita harus mengakui bahwa sangat tidak adil bila semua penanganan permasalahan BlackBerry tersebut harus ditimpakan seluruhnya kepada operator. Oleh karena itu, alangkah baiknya bila pengguna BlackBerry mendukung penuh langkah yang dilakukan oleh para operator untuk mendorong agar RIM secepatnya menyediakan layanan pelanggan (service center) bagi pengguna BlackBerry di Indonesia.
Sumber : http://www.chip.co.id/gadgets/pertumbuhan-blackberry-di-indonesia.html
No comments:
Post a Comment